Senin, 16 Agustus 2010

Puteri Nan Elok Jelita di Persimpangan Jalan




Setelah beranjak dewasa dan telah banyak makan asam garam tentang kehidupan, serta telah menikmati betapa nikmatnya sebagai seorang anak muda yang dapat mengekpresikan diri mellalui sara pendidikan formal maupun non formal; dapat mengikuti banyak kegiatan dan merupakan sarana bergaul dengan teman teman seumurnya maupun dengan yang lebih tua bahkan yang lebih muda. Perjalanan hidup seorang remaja tidak luput dari kehidupan percintaan; sepertinya panah panah asmara mulai berdatangan dilepaskan dari busurnya sang pangeran yang menyukai sang puteri nan elok ruppa; bahkan konon sampai sampai terdengar dari negeri yang jauh letaknya kita sebut saja negeri antah berantah rantah, cerita tentang keelokan sang puteri mengusik setiap tidurnya membuat dirinya seperti yang tak tentu arah; sehingga dengan mengutus orang kepercayaannya bermaksud meminang sang puteri nan elok jelita dengan berbagai negosiasi tak dapat melemahkan hatinya, bahkan sang pangeran telah dating menghadap sang puteri namun apa hendak dikata; beruntung belum belum berpihak kepadanya; pinangannya ditolak oleh sang puteri, bahkan dengan cara setengah memaksa melalui bujuk rayu serta berbagai cara tetap tidak menggoyahkan hati sang puteri Nan Elok Jelita, karena sebenarnya jauh didalam hatinya telah ada seorang yang menjadi tambatan hatinya nun jauh diluar negeri sana.

Singkat cerita waktu terus berputar sang Puteri Nan Elok Jelita telah begitu banyak berganti ganti pasangan dalam mengarungi kehidupan asmaranya; berbagai alasan sehingga mengakibatkan hubungan mereka putus ditengan jalan dan akibatnya banyak pengeran yang tersiksa dan merana, tapi itu dikarenakan ulah dari mereka yang membuat suasana hati sang Puteri Nan Elok Jelita tidak nyaman. Akhirnya datanglah waktu yang tak dapat ditolak; sang Puteri Nan Elok Jelita menemukan pasangan hidupnya, maka menikahlah sang Puteri Nan Elok Jelita : Seorang isteri setelah menikah dan tinggal bersama suami, dalam waktu singkat sang Puteri Nan Elok Jelita menyadari bahwa ia tidak dapat cocok dengan pasangan hidupnya ini dalam berbagai segala hal. Kepribadian mereka berbeda, dan sang Puteri Nan Elok Jelita sangat marah dengan banyak kebiasaan pasangan hidupnya yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Hari demi hari, minggu demi minggu, sang Puteri Nan Elok Jelita dan pasangan hidupnya tidak pernah berhenti konflik dan bertengkar. Keadaan jadi tambah buruk, karena berdasarkan tradisi dari kerajaan sang Puteri Nan Elok Jelita taat akan aturan dan berjiwa tegas membuatnya semakin tidak nyaman, tetapi sang Puteri Nan Elok Jelita harus taat kepada lingkungan sekitarnya.

Semua permasalah yang terjadi membuat semakin tidak nyaman dan mengakibatkan sang Puteri Nan Elok Jelita itu ada dalam stress yang besar. Akhirnya, sang Puteri Nan Elok Jelita tidak tahan lagi dengan kebiasaan buruk dan dominasi pasangan hidupnya, dan dia memutuskan untuk melakukan tindakan apa yang menurutnya benar.sang Puteri Nan Elok Jelita pergi menemui seorang tukang tenong, sang Puteri Nan Elok Jelita lalu menceritakan apa yang dialaminya dan meminta bantuan untuk meringankan kepedihan hatinya dan dapat melakukan keinginannya untuk membunuh pasangan hidupnya supaya semua kesulitannya selesai. Tapi dengan catatan sang Puteri Nan Elok Jelita tidak ingin ia terlibat dan diketahui oleh oring lain dengan memberikan persyaratan agar pasangannya dapat mati dengan perlahan lahan. Sang tukang tenong berpikir sejenak dan tersenyum dan akhirnya berkata, sang Puteri Nan Elok Jelita saya akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan semua yang saya minta.sang Puteri Nan Elok Jelita menjawab,"Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda minta."tukang tenong masuk kedalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian dengan sekantong benda seperti pasir yang halus . tukang tenong memberitahu sang Puteri Nan Elok Jelita , "Kamu tidak boleh menggunakan racun yang be-reaksi cepat untuk menyingkirkan pasangan hidupmu, karena nanti orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberimu sejumlah benda yang halus yang secara perlahan akan meracuni tubuh pasanganmu yang kamu benci.

Setiap hari masakkan masakan kesukaannya dan kemudian campurkan sedikit sejumlah benda yang halus ini. Nah, untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus berhati-hati dan bertindak dangan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat dengannya, taati dia, dan perlakukan dia seperti seorang Raja." sang Puteri Nan Elok Jelita sangat senang. Dia kembali ke rumah dan memulat rencana menyingkirkan orang yang telah mengkhianatinya.

Minggu demi minggu berlalu, dan berbulan bulan berlalu, dan setiap hari, sang Puteri Nan Elok Jelita melayani pasangan hidupnya dengan masakan yang dibuat secara khusus. sang Puteri Nan Elok Jelita ingat apa yang dikatakan tentang menghindari kecurigaan, mentaati, memperlakukan sang Raja dengan sangat baik dan bersahabat. Walaupun terkadang masakannya tidak pernah disentuh sang raja, tetapi sang Puteri Nan Elok Jelita terus dengan sabar membuatkan masakan kesukaannya.Setelah enam bulan, seluruh ternyata keadaan telah berubah sang Puteri Nan Elok Jelita telah belajar mengendalikan situasi begitu rupa sehingga hampir-hampir ia tidak pernah dalam kekecewaan walaupun perilaku yang dibuatnya seperti Raja menjadi meraja lela, . Dia tidak menunjukkan rasa ketidak puasannya sedikitpun, ternyata akhirnya hati pasangan mulai tersentuh dan sekarang kelihatan jauh lebih baik dan mulai memperbaiki kebiasaannya yang dianggap tidak baik.Sikap pasangannya mulai berubah, dan dia mulai menyadari sendiri kebiasaannya. Dia terus memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa dirinya telah menarik diri dari hal hal yang selama ini dilakukan bersama mereka dan dianggap sang Puteri Nan Elok Jelita tidak baik.

Satu hari, sang Puteri Nan Elok Jelita datang menemui tukang tenong kembali dan minta pertolongan lagi. Dia berkata, Bapak tukang tenong yang baik, tolonglah saya untuk mencegah reaksi sejumlah benda halus itu agar tidak menjadi bereaksi membunuh pasangan hidup saya, karena dia telah berubah menjadi sangat baik dan saya mengasihinya. Saya tidak ingin menyingklirkannya karena sejumlah benda halus yang saya berikan."Tukang tenong yang baik hati tersenyum dan mengangkat kepalanya. sang Puteri Nan Elok Jelita , tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu benda yang membahayakan pasangan hidupmu. Melainkan yang saya berikan adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya. Satu-satunya benda halus yang dapat mematikan itu yang pernah ada ialah didalam pikiran dan sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh kasih dan pengampunan yang engkau berikan padanya."

*terinspirasie::
kisah seorang teman::

Teman, pernahkah engkau
menyadari bahwa sebagaimana
perlakukanmu terhadap orang lain
akan sama dengan apa yang akan
mereka lakukan terhadap kita ?



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar