Jumat, 13 Agustus 2010

eksitensialisme penuh penantian



: prabandari,
terispirasi setelah melebur
makna dalam menjejak- jejak ::

::: suasana sore yang penuh penantian
dari penyapaan penyejuk hati nurani berbaur
dengan kerinduan yang kian memuncak,
berbagai tangga pertanyaan akan keberadaanmu
dengan berjuta aktivitas yang mengejarmu,
maafkan aku yang hanya bisa termangu dan
mengucapkan makna qalbu kepada
sang Pencipta segalanya, untuk kekuatan
yang diberkati kepadamu menjalani
semua aktivitas demi aktivitas,
sebuah komunikasi elektronik menyapamu
dengan permohonan bantuan menyelesaikan
sebuah permasalahan, sementara nafasmu
belum teratur sehabis berlari
bermil mil jauhnya, dengan semua atribut
melekat di kedua tanganmu dan pundakmu,
ketahuilah sering kali terjadi baru
beberapa bongkah pengganjal kelaparanmu
mengunyah nikmatnya terhentii..
sekali lagi maafkan aku yang hanya termangu
dalam doa dan manteraku,


--------------------------------------------
:::: Pertanyaan yang paling sering muncul
sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah,
sejauh mana kebebasan tersebut bebas?
atau "dalam istilah orde baru",
apakah eksistensialisme mengenal
"kebebasan yang bertanggung jawab"?
Bagi eksistensialis, ketika kebebasan
adalah satu-satunya universalitas manusia,
maka batasan dari kebebasan dari setiap individu
adalah kebebasan individu lain. :::::

menjadi eksistensialis, bukan hanya harus menjadi
seorang yang lain-daripada-yang-lain,
sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu
yang berada diluar kendali manusia,
tetapi bukan membuat sesuatu yang unik
ataupun yang baru yang menjadi esensi
dari eksistensialisme.
Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri,
dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan
adalah inti dari eksistensialisme.

:: sesaat makna bahwa manusia lantas tidak bisa lagi
menggantungkan dirinya secara harfiah dengan makna erat-erat
pada kodrat manusia yang specific dan tertentu
serta khusus ungkapan menggema cakrawala,
tidak ada determinisme, manusia itu bebas.
Tidak ada lagi excuse, sesaat kemudian manusia
ditinggalkan sendirian. maka kemudian manusia dikutuk,
terhukum untuk menjadi bebas. wahai terkutuk
sebab tidak menciptakan dirinya sendiri sepanjang
jejak yang memungkinkan untuk makna untaian
namun sungguh-sungguh bebas atau terbebaskan ??

::: sekian dari makna membelah nuansa pelangi
berdampak terhadap sebutan eksistensialisme,
manusia menyadari bahwa dengan control berada
penuh ditangannya, ia memikul beban eksistensinya,
yaitu tanggung jawab dipundaknya.

Namun hal ini tidak lantas berarti bahwa
ia bertanggung jawab atas individualitasnya sendiri,
melainkan bahwa ia bertanggung jawab
atas semua umat manusia. Kita tentu bertanya,
bagaimana bisa demikian? //
sementara pertanyaan itu tersembunyi dibalik baju putihmu
yang penuh kesucian akan pengabdian,
kasih sayang dan sifat pemberimu yang tiada tertempiskan,
seperti kemarin ungkapan tentang kebebasan subyek individu
memiliki banyak arti dari setiap individu dfan sudut pandangnya
bahwa manusia tidak bisa melampaui subyektivitas kemanusiaannya
(human subjectivity).

::: menatah tentang pemahaman berpusat pada manusia individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan
secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana
yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar
bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing
individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar,
hal ini mengarah mempersoalkan keber-Ada-an manusia,
dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan.

:::: Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme
adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu?
bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin
utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah
bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri,
mengutip dari studi sekolahan filsafat eksistensialisme
paling dikenal hadir lewat Jean-Paul Sartre,
yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free",
manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah
kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul
sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah,
sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru",
apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"?
Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya
universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan
dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.

:::: saat kita bicara tentang kehidupan, seketika muncul
eksistensialisme itu sendiri merupakan suatu aliran
dalam ilmu filsafat tentang manusia, dimana manusia
harus bereksistensi, serta mengkaji cara manusia hidup
di dunia ini. Eksistensialisme menganggap manusia
itu suatu yang tinggi, dan keberadaanya ditentukan
oleh dirinya sendiri, karena hanya manusialah yang
dapat bereksistensi, yang sadar akan dirinya dan tahu
bagaimana cara menempatkan dirinya. Secara singkat,
dapat dikatakan bahwa eksistensi mendahului esensi.

mengutip dari :: Fyodor M. Dostoevsky (1821 - 1881)
adalah seorang penulis asal Rusia yang karya-karyanya
sarat dengan unsur filsafat, khusunya eksitensialisme,
walaupun pada zamannya, filsafat eksitensialisme
dianggap belum lahir, mengingat yang memegang
gelar bapak eksitensialisme adalah S. Kierkegaard.

Eksistensialisme itu sendiri merupakan suatu aliran
dalam ilmu filsafat tentang manusia, dimana manusia
harus bereksistensi, sementara,
Dostoevsky seorang sastrawan menuangkan pemikirannya
dalam bentuk novel, roman, atau cerpen sarat
dengan unsur filsafat, khusunya eksitensialisme
mampu mengorek sisi-sisi terselubung soerang manusia,
mengkaji relung-relung kejiwaan yang terdalam.
Beberapa karya Dostoevsky yang populer dan sangat kental
dengan eksistensialisme, diantaranya Catatan dari Rumah Mati,
Kejahatan dan Hukuman, Karamazov Bersaudara,
dan Catatan dari Bawah Tanah.

::::: kematian akan segera menjemput,
ternyata dalam kehidupan ini tak ada sesuatu yang pasti,
kecuali kematian (yang datangnya pun tak terduga),
karena di dalam kehidupan ini terdapat banyak kejutan-kejutan
yang tidak kita ketahui, dan pastinya di dalam
menjalani hidup kita harus memilih, membencilah atau bercintalah,
supaya jangan sampai duduk berpangku tangan dengan makna
satu kata yang tersirat : kelam. Penderitaan, keputusasaan,
keterasingan, dan kegalauan merupakan unsur-unsur
yang tidak bisa lepas dari eksistensialisme .

:::: dalam keputusasaan terkandung kenikmatan-kenikmatan
yang paling dalam, terutama kalau kita sadar bahwa keadaan kita
tidak bisa tertolong lagi, menggambarkan penderitaan
sebagai sesuatu yang menyenangkan. mejadi orang yang kuat
dan bermental baja agar sanggup hidup
dalam tempaan yang demikian berat.
Hal ini yang sedikit banyak memperanguhi pemikiran mengkaji
tentang cara manusia menjalani hidup secara sederhana dapat
di katakan bahwa manusia ada karena penderitaan.
Sebagai contoh, Dostoevsky mengacu kepada konsep
pengorbanan diri yang dilakukan Yesus Kristus untuk umatnya.
Namun yang ingin Ia kemukakan disini, bukanlah pengorbanan
demi agama atau orang lain, tapi pengorbanan untuk diri sendiri,
karena saat seorang manusia berkorban untuk dirinya sendiri,
saat Ia menderita untuk dirinya sendiri,
di situ terdapat suatu titik kebahagiaan.
Di situ pulalah terdapat pembuktian
bahwa manusia tersebut eksis, ada. Saat seorang manusia menderita,
merasa jatuh, saat itulah merenung dan menghayati
penderitaan tersebut, dan proses ini adalah tentang “hidup”.

Perenungan dalam penderitaan. Ia yakin bahwa di dalam
penderitaan itu terdapat suatu kenikmatan terelubung,
dan itulah poin penting yang seharusnya dicari oleh manusia.
melihat manuia kebanyakan yang lebih memilih untuk hidup
dengan keadaan yang aman-aman saja,
cenderung takut jatuh atau menderita,
karena bagi orang kebanyakan, kebahagiaan mereka terletak pada
kehidupan yang standar pada umumnya, semakin sadar
aku akan kebaikan dan akan semua yang baik dan indah,
makin dalam aku tenggelam dalam lumpurku dan makin siap
aku untuk lenyap ke dalamnya

::::: sesuatu yang disebut baik atau buruk
bersifat relatif dan tidak absolut,
sering menitik beratkan pada pengertian
konsep “baik dan indah”, dimana rata-rata hampir seluruh manusia
pasti ingin hidup dalam keadaan “baik dan indah”,
dan mereka, masyarakat pada umumnya, menggambarkan
keadaan “baik dan indah” tersebut sebagai
keadaan dimana manusia hidup layak, mendapatkan apa yang
Ia cita-citakan, serta mimpi-mimpi manis lainnya,
padahal keadaan yang dianggap sempurna tersebut,
justru sebenarnya membuat manusia itu sendiri menjadi lembek,
lemah, dan manja. Hal ini makin ditegaskan
olehnya melalui monolog dari buku yang sama,
“Makin banyak yang tidak kau ketahui,
makin tajam rasa keperihan itu.”
menurut pemikiran Dostoevsky, hidup adalah
sesuatu yang tidak pasti, dan sebagai manusia,
jangan pernah takut untuk jatuh dan sakit,
atau menjadi “buruk” karena sesungguhnya
kata “sakit” itu belum tentu sakit,
dan kata “buruk” itupun belum tentu buruk.

:::: eksistensi berarti berdiri atau menempatkan
secara luas diartikan sebagai beridiri sendiri
sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya,
pada manusia terjadi penekanan dimana manusia
dipandang sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi,
mengkaji cara manusia berada di dunia dengan kesadaran.
Jadi dapat dikatakan pusat renungan eksistensialisme
adalah manusia konkret. beberapa langkah penyatuan
makna ekstensialisme dilihat dari selalu
melihat cara manusia berada, eksistensi diartikan
secara dinamis sehingga ada unsur berbuat dan menjadi,
manusia dipandang sebagai suatu realitas
yang terbuka dan belum selesai,
dan berdasarkan pengalaman yang konkret.

eksistensialisme memandang manusia sebagai suatu yang tinggi,
dan keberadaannya itu selalu ditentukan oleh dirinya,
karena hanya manusialah yang dapat bereksistensi,
yang sadar akan dirinya dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya.
ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan eksistensialisme
ini saya kita ilmu-ilmu yang berkaitan dengan manusia
seperti sosiologi (berkaitan dengan manusia dan
keberadaannya didalam lingkungan sosial),
antropologi (berkaitan anatar manusia dengan
lingkungan budayanya)

::::: menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi seorang
yang lain-daripada-yang-lain, sadar bahwa keberadaan dunia
merupakan sesuatu yang berada diluar kendali manusia,
tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru
yang menjadi esensi dari eksistensialisme.
Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri,
dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah
inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh,
mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi
seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya,
tetapi yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah,
apakah kita menjadi dokter atas keinginan orang tua,
atau keinginan sendiri.

terispirasi setelah melebur dengan makna : prabandari,
dalam menjejak- jejak :: catatan: menjejak tiada henti
:: 06 April 2010// 01:39 dan kutipan terhadap
: Eksistensialisme Fyodor Dostoevsky dalam
"Notes from Underground" (Catatan dari Bawah Tanah)
: analisis seorang trumbukarang yang sok tau,
dan ingin mengerti menjadi lebih baik sebagai diri sendiri
// selamat berasumsi ......

:: batavia-yogyakarta-malang-dewata
:: hujan bulan juni penuh imajinasi
:: 16:06;2010// 17:24
:: menjejak tiada henti :
: 06 April 2010// 01:39



.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar