menggurita mantra petitenget
24 Maret pukul 14:41..
==================================
(1) sepinggan pertapaan usang terbunuh diujung selat para dewata - senja melukis warna keperakan diatas hamparan kembara menimang kata - sebaris jejak memintal belantara bersahaja tapal batas bersolek pura - satu lonceng berdentang meminang empat penjuru angin bertulis setengah malam - sebait puisi penantian mencumpu paras sang membinar dilingkarang kelam bersolek acna semesta - (2) dua arah kaki langit bersilang satu membumi terbata kata berkata memintal angin malam berkayuh kereta angin - sepertiga malam menjelma lengkungan busur melempar anak panah berwarna merah berdarah - secawan anggur menitah persetubuhan empat mata bergetar detak nadi menulis suratan tangan kerinduan -(3)sepenggal kasih bertenun ikat dua sayap laguna memintal jenjang ujung tangga pura besakih - serpihan angin malam merenda ujung sutera para perapal mantera bersujud kaki langit mencumbu cadikmu sang membinar - seberkas cahaya tenggelam menitah langkah membelah selat diujung trisula tergenggam gada laksana (4)Langit melarung rinai hujan penantian membasuh pusaka menitis kata berselendang warna ungu menggaris asa bertelanjang cahaya - satu tiang berlampu menikam langkah berdebu laksana anak panah membelah medan laga - sepertiga malam menjemput embun pagi berselimut sutera ungu menggenggam kunci menutup matahari -(5)sepasang kekasih malam mendulang semburat fajar melingkari jenjang semesta tersesap cadikmu menggapai kerlipan gemintang - angin lautan meniup layar terkembang meminang sauh memutar kemudi bertahta nakhoda - sebait puisi berbisik menepi pantai kelam malam bersetubuh ombak memecah tanjung karang meregang -(6)para peri bersendratari menggapai mimpi bersanding sebatang lidi bertanggai jemari lukisan cahaya gemintang - secawan kata terpateri diatas dermaga usang memintal semilir aroma lautan melepas dahaga pertarungan menjemput kematian - sebilah pedang bermata dua menggaris arah utara meronce selatan mengalir darah persembahan -(7)semburat cahaya kemerahan menitis putera sang fajar melarung dua nafas menitis embun diatas daun ketapang - para tetua membakar tungku mengulam bara mendesah hujan kepagian - serpihan debu memuja deru kian memburu satu penantian penggenapan semesta (8)satu pujian semesta mengukir kepala berbalut banten memanah setanggi terbakar matahari - angin laut bersemayam tebing menepi karang merapal mantera persembahan siwa - sekapur sirih menggaris tanda diatas mata menjelma buhul-buhul menoreh pejohang - (9)satu malam dua tangisan menggapai mimpi membaca kitab purba - para nelayan melempar jala melukis paras rembulan diatas lengkungan cadikmu - gelombang lautan bertulis ikal mayang melipat sajadah diatas altar perjamuan semesta (10)menulis puisi langit tersayat dua tatahan mata kian membumi - sebatang pohon kamboja berbunga kuning tertiup angin barat - gemericing kaki bergelang manik-manik bertelanjang kain serilang - setaman aroma kematian berseteru pundi-pundi kenikmatan penggenapan semesta - (11)menimang sang surya membelah detak nadi berbalut gemuruh ombak lautan menepi - satu jejak berpelana menuai kata bermandi peluh sang penjaga istana dewata - dua sayap membentang kekuatan membunuh gairah lautan bermahkota satya terlipat satu kecupan maha cadikmu membahana- (12)seberkas cahaya memintal kata pujian para dewata bertahta Petitenget memeluk kesunyian Kerobokan laksana penggenapan badung - serpihan cahaya matahari menikam hamparan pasir bersolek paras rembulan diatas gelombang lautan kian menepi memukat sepi - para tetua merangkai jejak belantara sukma bertaburan kembang merapal mantra diatas kekuatan pura usang- (13) serpihan asa pecah diatas butiran pasir menepi suaratan ombak memuja petitenget menjelma kembara laksana matahari menikam rembulan berbalut gemintang melukis lengkungan warna bertelapak tangan siwa - (14) membuka tabir mimpi semalam menulis jejak sang membinar diujung tatapan mata berdiri tapal batas petitenget memintal roh-roh suci - angin lautan melarung rinai gerimis memukat paras pertarungan leluhur mengembang sayap wisnu kencana - merapal mantra bersimpuh kepala memeluk tungkai ibunda alam berikat setengah pinggang bergaris kuning diatas kata memutihkan belantara sukma- (15) Seberkas cahaya ufuktimur menganyam tikar diatas satu perjanjian usang bercumbu tebing terjal menikahi sepi malam terpenggal - gemericing tarian hujan berpucuk bilah menitah jejak mendayung cadikmu kinatah sepertiga pejohang menikam (16) senja terbunuh diujung pedang bermata dua meraih sarung berpelikat empat kepala suku berkata langkah baratayuda - langit membuka kitab purba bersemi kembang berkepala putik melahirkan para pemetik berkebaya berukat - satu kerlipan halilintar menjelma mantra diatas sepinggan pura petitenget laksana kesatria berperisai kesejatian (17) malam bersolek kelam menuai hamparan pasir menepi ombak memukat petitenget diujung tanjung berdiri menara berlampu menimang lautan lepas - para gemintang menebar jala bersendratari pujian semesta berwajah pasi menikahi lengkungan cadikmu membahana bertahta jejak sepertiga malam - langit meniti hujan membumi satu tersesat membasahi belantara sukma bertanggai lima membakar dupa bercadar bayu meremah tirta (18) gemericing hujan bertalu meronce malam tenggelam petitenget berselimut dinihari membuka mimpi memeluk jalan setapak matahari - parapial menoreh suara semesta membaca gayatri mantra menikahi belantara sukma bertahta rinai hujan penggenapan melukis kerinduan sepucuk suratan tangan -sepucuk asa tergenggam meruat kasih sang membinar bersabda diatas embun menoreh fajar diatas selembar daun ketapang (19) sebelas langkah menoreh duabelas makna penjelmaan dewata bersenggama tiang-tiang merajut kasih tersapu angin selatan - satu pertapaan membelah nadi petitenget diujung selat melukis penantian usang bertahta dermaga para penggenapan - butiran embun menitis diatas kembang kamboja sebait puisi menggelung gelombang mayang berkonde ombak bersolek hamparan pasir sepanjang persembahan (20) matahari terbelah dua tertanam satu diujung tanjung menikahi karang terjal berseteru hujan merapal mantera melipat badai berwajah gelombang menitis perisai petitenget usang - sebait puisi persembahan dua belas kata tersayat satu menjelma tiang berpusara menziarahi kitab purba (21) sepenggal asa menanak besi memintal lengkungan bersemedi memukat tangga pura petitenget berbaris dua belas singgasana terbalut kain putih berjajar satu pepadun meniti matahari - satu pertempuran memikul gada melempar trisula membakar arwah para kesatria diatas batu menulis suratan tangan (22) senja ditapal batas petitenget menimang satu cahaya kelam malam berlapis tiga warna merah memeluk kuning diatas hijau laksana samudera berpelangi makna - para satria memikul gada melintasi perbatasan lengkungan tanda berkepala melingkari mantra berselendang sukma - sepinggan persembahan dewata diatas jukung memintal lautan lepas tenggelam menikahi palung pertapaan semesta (23) sang bayu menepi membuka tabir dinihari bersolek daun ketapang membulir embun dipelataran pura petitenget - para pial melarung suara semesta merajut matahari bersanding sepasang kekuatan tembakau berbalut mantra meniup metaji - satu sayatan menggaris arah nafas menggeliat kereta angin membiting segenggam tirta diatas kepala sang saka (24) dua langkah mempersunting pintu membuka cadar matahari diatas serpihan tangan meratapi rinai hujan mengalir kasih berkuala kelam malam terlentang sepanjang cadikmu meronce kitab purba bertangga depan pura petitenget - satu pusaran angin berkiblat arah cahaya menjelma tubuh telanjang menggenggam separuh nafas terpasung diujung pusaka tetua berkata tebing terjal mengalir tirta menuai mantra suci laksana satya (25) serpihan kelam malam tersapu satu mantra membuka simpul diujung tanda para pemikul kendi bertabuh sorak membunuh matahari diatas titian tangga sepanjang petitenget - langit merajut hujan satu berselimut paras dewata menjelma kertas usang nirwana sebait persetubuhan berperisai besi tertatah mahlligai kematian sejati (26) senja menggantung menikam pucuk muda daun pohon jelutung bersabda kematian bertahta keris memangku sembilan lekukan semesta - langit berwarna jingga kemerahan diatas hamparan lautan menepi hamparan pasir petitenget pertapaan para perapal mantra usang (27) matahari menikmati persetubuhan diatas secawan pengakuan melukis langit berhembus angin melarung sebaris awan terang benderang - sebait rinai hujan menjelma dinihari satu tatapan terpana melempar sauh dipelukan dermaga usang - satu sayatan sembilu menggenang darah diatas altar menggurita empat lampu bertonggak lampu meniti kembara penantian (28) suara halilintar tersesap satu detak nadi ketika air mata menetes diujung sayatan pedang bermata dua memintal kereta kencana berkilau acnamu lautan kepedihan - angin lautan berhembus meniti langkah mendaki tangga pura petitenget ketika bara menggurita percikan api kerinduan membahana membakar tungku nafas menjelma abu kematian (29) membuka kitab purba sebaris kata menjelma mata bersatu semu memuja membelah langit bersabda makna membumi (30) menulis jejak matahari dua belas langkah dipelukan rembulan sebelas untaian manik-manik menggaris lintasan zamrud khatulistiwa bersabda ibunda alam berhembus kekuatan petitenget ber mantra empat penjuru angin menggenapkan punggungan bersandar tahta mahabarata (31) sepenggal malam meniti langit menghitung jejak gerimis menggunting petitenget menjelma dinihari berparas sunyi - satu dermaga penantian usang berpayung hitam seruni bercadar hamparan tanah kematian kadipaten membelah dua pulau berjubah dewata - serpihan awan bergelora memeluk puncak mahameru bertahta gamelan menoreh sendratari berlaga pusaka para tetua berwarna merah tembaga (32) serpihan malam tergenang diatas kerlipan cahaya kunang-kunang menanti musim meraut tatahan raga bersimbah hujan menggores tubuh matahari tenggelam sukma berpalung lautan dahaga kasih meniti tiang dermaga berkayu ulin - semilir angin malam menulis kisah kerajaan antahberantah diatas pucuk pohon ketapang berjajar jemari mengukir pura petitenget berkibar bendera menikam angin lautan berkata sumpah menjelma pusaka - sebait puisi bersihir surga membiting sulur-sulur kekuatan semesta diatas sepinggan padang rumput bercagak warangka beranting tua memintal musim kemarau membakar dupa bersetubuh balutan cendana (33) /// (34) menghitung anak tangga pura petitenget bersabda sukma tergadai detak nadi seratus tujuh puluh tiga bersemedi tiang lautan bercakra seratus asa memeluk dua puluh nafas tiga titian langit menjelma dua lembar selendang membiting tiga perkara (35) sebait puisi tertulis diatas kepingan karang berseteru angin lautan menerpa gapura pura petitenget berkhutbah buih menggenggam jejak purba ibunda alam menuai kisah langit mencumbu hujan bersendratari halilintar laksana angkara murka
(36) senja bersolek merentang tangan ufuk barat meramu paras gemintang berselat acnamu petitenget menggaris pekat malam bergelombang ikal mayang bersanggul ombak melingkari janji menara berlampu memeluk karang - sepasang camar membelah perut lautan bersemedi jiwa mengikat pinggang berpita kuning berukat putih bertenun lengkungan pinggang semesta (37) satu kata menitis sukma memuja kisah petitenget sepanjang langkah kesetiaan menjemput arah pulang melukis langit beralas kaki puncak gunung batur bersenggama kintamani - dua langkah menepi berbalut dermaga penantian usang bersetubuh ujung sutera jemari meniti paras setengah rembulan berselendang pelangi menetak hujan (38) sekuntum kembang terbang tertiup angin lautan titisan khayangan bertatah dua tiang bersilang petitenget berkisah para dewi-dewi memeluk warna tujuh pelangi bersimbah air suci telaga keabadian - satu selendang berwarna jingga berukir merah darah tersemat diujung detak nadi tanjung karang meregang tersapu belantara sebuku lidi terbakar api penghianatan malam telanjang (39) sebaris cahaya mengejar matahari terukir diatas daun ketapang memuji langkah sakral berbalut ikat kepala bertanda kesetiaan memikul keranda meniti tangga pura petitenget berjubah tiga mantra - seekor burung penjelmaan sabda malam telanjang bermata empat memadu kasih lautan birahi berbatik mimpi membunuh kerlipan gemintang satu keramba belantara sukma
(40) enam ekor kuda mengikat tali bertemali kusir tua membunuh kereta kencana bersabda kepala memahat satu perjanjian usang membelah selat merentang dua sayap laguna - sebait puisi bertelanjang semesta mengukir kata bersinggasana tiga warna sepanjang lengkungan lautan menepi petitenget asuhan baratayuda
(41) Langit merah berawan hitam mengukir tapal batas petitenget bersatu aliran sungai memuja kuala menulis kisah diatas secarik suratan tangan lautan membiru tersulam tebing terjal karang berbalut bukit menghijau - Langit bersenjata trisula membunuh tiga jejak penantian matahari tertambat dermaga sunyi - Langit terbunuh berselimut sutera perjanjian dua tiang berlampu meniti malam penghiatan tersalib satu kematian
(42) Langit merapal mantra bersenandung tembang memuja dewata bersatu dua telapak tangan bersembahyang memukat matahari berbalut persembahan kelam malam diujung asa penantian sulur-sulur gemintang sepanjang hamparan pasir lautan menepi petitenget - Langit berkalung kembang berkain dua arah tangan kiri bersilang kanan meraut mata hati laksana tirta membasuh paras bersenggama acnamu sang membinar titisan sang (43) sebatang pohon ketapang terpasung memeluk selat berkhotbah diatas karang angin lautan melarung perisai diatas tatahan persembahan memuja dewata bersimpuh kaki langit membiting suara sepanjang petititenget - seekor ketam mengais kematian malam tersapu ombak berbalut sajak lambaian nyiur memukat sepi berpalung sukma kembara pertapa(44) senja terbunuh memintal gemuruh angin kintamani berpeluh kabut terbelah cahaya jingga mengukir mata jiwa berpantun pekat malam sepanjang petitenget menggurita meniup gelombang ikal mayang kian menderu sang saka bertarung belantara hujan berkayu api diatas tungku tanah bertahta sang bayu memeluk lukisan tirta (45)matahari melarung sauh memeluk dermaga penantian malam terhempas ombak pantun jenaka bertopeng perisai bersilang pedang bermata dua meronce jejak kematian sepanjang petitenget mencumbu gairah angin lautan - lagit menabur benih titisan hujan diatas perut membumi satu kenikmatan para arwah leluhur terbunuh mencium lingkaran cawan kematian berselendang usang (46) ===
(47) seberkas cahaya menjelma dini hari bertenun pelikat paras sang membinar membunuh detak nadi diatas singgasana lautan memintal kitab purba lukisan gairah terpenggal malam dipelukan sang dewi petitenget menggema mantra usang - sepuluh tanda menulis persembahan diatas meja memetik arah utara membunuh selatan satu kata perjanjian suci kian membahana laksana kematian abadi(48) serumpun serai menggaris kisah menebar semerbak pagi menjelma malam jahanam bersatu warna pekat jubah kata petitenget membasuh gairah tembang daun ketapang tersulam langkah tersalib arah angin membelah lautan (49) satu kekuatan semesta tertatah diatas tapal batas petitenget mendaki senja membunuh fajar laksana rembulan menulis surat cinta berwarna cemburu menggunting sinar matahari dipenghujung pertapaan dewata(50) sebutir telur menetas kelam malam dilingkaran ranting bersulur patahan sekeping mantra bertanda petitenget menitis acna berbulu hitam kelam menitah angkasa penaklukan - senja mengejar matahari diatas gelombang lautan bercorak ragam keemasan bersayap kekuatan semesta penjelmaan dua mata fana melukis baqa(51) sekeping asa terlentang telanjang dibawah bantal mencumbu gairah dinihari menggapai nirwana bermandi mantra meniti tangga petitenget membasuh angkara berling tanda penaklukan senja - sebaris persembahan melingkari sudut altar meniup dupa membakar asap berjubah pelangi meraut wajah api bersemi matahari menebar aroma bambu bersarung sutera sejati (52) bersabda semesta membuka tiga pintu lautan menjelma puncak terbelah diatas karang berjajar pohon kehidupan memahat warna selendang tua terbebat jiwa meniti tirta suci petitenget - serpihan kembang ilalang terbang memintal angin mengejar matahari dipelukan dewata tubuh telanjang berbalut kain kafan membakar kayu api merapal gayatri mantra(53) malam mengais dinihari menetes darah persembahan gairah lautan melepas terbang burung camar mencumbu semburat cahaya matahari sepanjang karang petitenget - angin pegunungan meniup dawai-dawai kasih menjelma kembara menulis suratan tangan pohon kehidupan kian bercabang membalut ranting berdaun kematian(54) senja menulis diatas keranda matahari bertabuh suara mimbar surau menebar aroma kembang memeluk halilintar bertajuk langit sunyi - dua ekor camar mengejar angin lautan melepas kerinduan berkibar selendang bercorak kuning membalut tubuh petitenget bermotif berukat usang - rembulan kesiangan merapal mantra diatas gelombang tersesat membuka lembaran kitab purba tersayat sembilu kisah fana menjelang tatahan baqa(55) membuka mata pagi di atas sepinggan kata mengejar asa sepanjang nafas meniti tangga pura petitenget bersulang puncak tertinggi mencumbu palung terdalam - melukis surga bertatah intan berlian terbakar api angkara bermata purba sebait puisi terkapar menikmati setitik dahaga gairah bermimpi malam(56) dua lukisan senja terpaku mempersunting cakrawala bertabuh rah dipenghujung kematian darah tersayat satu menjelma paras kematian panjang - hujan kata-kata membelenggu sebait kerudung menutup kedua telapak tangan bertengadah langit jingga kemerahan memukat hamparan pasir petitenget - angin malam mendayung kereta angin menikahi satu tikungan menarik busur melempar jala memintal jaring penghianatan abadi(57) sebelas lembar kain bercorak dua mata jiwa berbalut raga membelah peti kematian bercahaya matahari melukis siang berjubah rembulan menitis malam menjelma terang benderang - suara-suara nirwana menetak langkah angkara membelah medan laga berselendang busur menarik anak panah membakar dupa persembahan dewata meniti gapura petitenget dilingkaran purnama(58) meniti tiang malam tergantung cahaya lentera meniup angin malam berjajar sebaris mantra kerajaan pekat sepertiga jejak menepi hamparan pasir lautan petitenget mencumbu kisah kintamani berbulu sutera paras jelita - angin malam menulis keheningan membelah selat kedua mata bertahta acna sang membinar mengukir mimpi peraduan tanda bersilang membaptis surga (59) gemericing tarian ombak menabuh genta berbaris anak rambut menggaris pekat malam diatas gelombang bersatu desau angin lautan sepanjang petitenget meniup larmu bertatah tajam kedua mata sang elang berbulu hitam berkilat tajam memukat matahari menjelang mimpi rembulan nant(60) malam melahirkan dini hari bersemedi matahari menjemput mimpi bersanding impian menulis jejak usang diatas tatahan tangga meniti petitenget berjubah hujan kepagian - tetesan hujan melempar kisah kembara sembilan kelokan memukat tanjakan membelah pertapaan jiwa berdiri sepucuk surat memintal aksara purba tanjung karang(61) pagi berselimut kabut sepanjang titian asa menjelma pusara tapal batas petitenget melukis paras pasi bersolek lampu menuai kematian matahari - hujan kata-kata bersemayam diatas keranda kasih melarung kembang setaman bertahta gelombang gairah lautan menjelma satu kenikmatan usang(62) menuai hujan bermantra kesunyian tergenang rasa bersatu jejak kereta menikahi angin barat meronce kenangan lusuh sepanjang bibir lautan menjelma pasi paras petitenget - menuai hujan bertahta langit meniup terompet menggaris kenangan tergenggam cahaya halilintar berlabuh matahari membelah bumi satu(63) merajut serpihan malam berbalut tubuh peraduan panjang bercadar kabut dini hari menetes embun diatas daun ketapang menoreh tapal batas petitenget mengejar matahari - seberkas cahaya fajar meronce buhul-buhul mimpi memeluk kata sang membinar tersesap satu palung kasih keabadian - gelombang lautan kian meredup membasuh wajah setetes air suci menatah jejak subuh bersembahyang jiwa kembara64) hujan kepagian diatas bantal memuja kasih sepanjang tirai menetak matahari diatas keranda rembulan bertahta dalang membelah cakrawala terbunuh wayang bersimbah darah tersayat kematian metaji petitenget berkalung kredo perjanjian usang # (65) tiga ratus sebelas anak tangga meniti detak nadi bersenandung tembang sunyi meramu matahari terbelah dua bersarung kelam menabur manik-manik nirwana diatas altar merapal mantra kematian halilintar metaji petitenget berkalung kredo perjanjian usang # (66) satu kisah tertulis berseteru langit melempar hujan kata berkata pujangga memeluk awan bersolek dayang-dayang menimang rembulan bersendang tujuh rupa menggaris lengkungan pelangi menetak ujung gelombang mayang tersemat kembang kamboja diatas kepala merapal mantra kematian halilintar metajie petitenget berkalung krerdo perjanjian usang(67) menulis kaganga berbadan cakrawala memukat hulu berlari menimang hilir melempar cemeti bersabda pedih mencandi punggung memahat sepi menjelma kesunyian membentang langit petitenget taburan cayapata jejak kerajaan malam bersanding kerinduan antahberantah # (68) menulis kaganga laksana kain bertenun gurindam meniti kerinduan melempar sauh menebar layar memukau bayu berlari menimang tirta mengalir magma bermahkota kepundan menikam gemuruh gelombang membiting tepi lautan sepanjang tapal batas petitenget bercadar paras devi laksana intan titisan gerimis dini hari # (69) menulis kaganga satu detak nadi bersimbah darah persembahan kembara berbalut peluh mappatoba berlari melukis senja mengandung fajar melahirkan matahari bertubuh rembulan laksana devi bertahta singgasana petitenget melarung kembang cempaka berpusara68) menulis kaganga laksana kain bertenun gurindam meniti kerinduan melempar sauh menebar layar memukau bayu berlari menimang tirta mengalir magma bermahkota kepundan menikam gemuruh gelombang membiting tepi lautan sepanjang tapal batas petitenget bercadar paras devi laksana intan titisan gerimis dini hari(69) menulis kaganga satu detak nadi bersimbah darah persembahan kembara berbalut peluh mappatoba berlari melukis senja mengandung fajar melahirkan matahari bertubuh rembulan laksana devi bertahta singgasana petitenget melarung kembang cempaka berpusara(70) setetes embun pagi berlinang menepi di ujung daun berdahan penuh duri menuai pepatah tua tersemat menikahi matahari bersabda hujan kata menjelma petitenget memuja paras bersemi - seutas makna tersulur meniti tebing mata bersanggul kasih memeluk kitab purba sebatangkara tertanam tunas membaca lumbung padi - secawan mantra melingkari langkah menjaring jejak-jejak usang para pemintal banten di atas kepala(72) menulis kaganga bersimpul aroma tanah menggaris kening belantara hakekat - gelombang menepi lautan bersahaja menjelma mahakalla diatas tebing karang bercorak tantra meniti kisah usang petitenget menetak air suci selimut malam(73) menulis kaganga diatas altar berbaris kekuatan para pewaris singgasana berkata empat tiang merangkai cahaya membelah matahari satu tempayan menggenang tirta berwarna kelam memintal keheningan sepanjang perjanjian petitenget usang(74) menulis kaganga beralas lautan berwarna jingga menjari larmu sang bermata tajam berjubah hitam menembus senja berpanggut nafas menepi ombak menitah kenangan petitenget usang(75) menulis kaganga diatas tanah berbantal langit membuka jubah pekat malam laksana matahari menoreh rinai hujan satu jejak bersetubuh paras senja mengenang kisah petitenget meniup ujung daun pohon ketapang(76) menulis kaganga berseteru tetesan hujan kata-kata berjubah sepi menjelma kematian berdanau kerinduan berkata senja meminang malam usang membasuh tanah petitenget merajut gairah bertanda silang empat penjuru angin - sebaris mantra melingkari kaki-kaki bergelang gemericing hujan berkata detik penantian tergadai melempar sauh menjaring dermaga menggenang air mata gemintang menitah kemudi memetik kuncup kembang kamboja membiting kepala sang kembara77) menulis kaganga bertatah kisah usang jendela bersusun sirih bertiang pohon tembesu bertengger goresan kuku elang berbulu kelam malam memintal buhul-buhul reinkarnasi sarang kenangan langit petitenget membahana sukma - tiga langkah pertapaan meniti jejak matahari terbunuh suci bermahkota persimpangan fana berwajah baqa melempar gada menarik busur menimang anak panah kematian - serpihan larmu mematuk perjanjian diatas altar batu karang menjemput mimpi dinihari bersetubuh cahaya halilintar menjelma gelombang meruat secarik kenangan(78) menulis kaganga menetak semburat cahaya fajar tersulam mimpi Hyang Widhi sebait puisi berbaju pengantin bersanding semesta bersujud satu memuja sang berkiblat mantra suci diatas altar pura petitenget mengikat perjanjian purba - para tetua memeluk pepadun bertahta gayatri mantra kisah leluhur menatah tanda bersilang diatas kening bertonggak titisan dewata berjubah putih tersemat kembang kamboja memintal telinga meminang wiwaha paras sang bayu bermandi cahaya tirta menjari larmu belantara surga menjelma keabadian laksana mantra Om Sarwa Sukinah Bhawantu. Om Lasksmi Sidhis ca Dirgahayuh astu tad astu swaha (79) menulis kaganga diujung karang berpusaka lidah bersilang tanda punggung tercecap empedu negeri alengka berpanji surga melarung sayatan menuai kematian kasih menggaris tapal batas petitenget bertanda sepertiga malam bertatahta satu lengkungan rembulan menjelma cakra meniup angin lautan tersalib angkara - sebilah pedang bermata dua titisan matahari meminang halilintar bersabda tujuh kekuatan sang dewata mengalir mantra menghitung detik kasih kudus tiada bertitik(80)menulis kaganga menangkap kaki lautan bergairah malam penantian usang meniup lilin diatas pembaringan panjang satu perjanjian melukis wajah langit sepanjang detak pengingkaran dermaga petitenget meniti ba yangan kelam - secarik kasih tersembunyi menghitung jejak kembara membiting pintu beratap beruga menoreh tirta suci laksana amanat sejoli bersyair sangsekerta bertakbir sembahyang sukma berselimut lembah beraroma lautan (81) menulis kaganga laksana merajut sulur-sulur semesta menjaring matahari lukisan darah memerahkan pertapaan usang sepanjang tepi lautan petitenget bersilang tanda bercorak abu menggaris acna diatas sepinggan puja beratap langit sang membinar memetik gemericing mantra (82) menulis kaganga diatas danau air mata bersetubuh langit membumi meniti satu detak nadi - dua musim silih berganti terjerang matahari mempersunting rembulan bersabda kematian kisah petitenget usangmulai (85) : menulis kaganga laksana meruncing ujung bulan sabit semalam menetak pelana menikam tali kekang menitis mantra petitenget berkuda berselendang kata memanah angin lautan merentang layar memutar kemudi menghalau badai memecah buritan berenang memuja dermaga penantian usang (85) # menulis kaganga bersilang tanda memetik hujan kata-kata menutup lembaran usang kitab purba membahana suara ombak kian tersapu kenangan bercinta diujung karang terjal menatah langit petitenget bersanggul belantara sukma (86) # menulis kaganga berpayung malam menggaris lengkungan bulan sabit bersinggasana matahari bersendratari payung semsta menjari langit berpamgku gemulai awan diatas lautan petitenget bercorak membirukan (87) # menulis kaganga diatas lautan bersinar cahaya rembulan bersanggul malam menitis matahari tersayat kisah lembayung berkebaya menatah petitenget menggaris selat memerah darah persembahan para tetua - tiga arah kerlipan lampu bertahta karang mengikat perjanjian menghunus lengkungan kematian diujung metaji pusaka para tetua memukat mantra laksana titisan baratayuda (88) # menulis kaganga melintasi pagi tersesap embun diatas bantal berselimut pucuk daun jelutung mengejar bayang-bayang matahari laksana hujan menggaris punggung pegunungan kintamani - langit berparas belantara tersayat sepi berkalung mantra memuja menghantar pelukan membumi petitenget meniti tangga nirwana satu kaki lautan melarung ombak memecah karang tenggelam senja menebar wangi kembang kamboja diujung kata (89) # menulis kaganga bersumpah diatas altar meniti selembar tasbih berpayung kitab purba laksana api suci memutar kemudi tujuh detak nadi keabadian - sebait puisi memuja lengkungan pintu surga menitah kata membumi merangkai kata langit menjelma larmu tersusun memintal utara mengepak dua sayap menikam selatan - sepertiga malam terbaring telanjang berkisah petitenget usang laksana angin meniup layar mengembang (90)menulis kaganga menetak setengah lingkaran bulan sabit bertutur kisah kembara memuja jejak peitenget berhembus angin lautan membasuh peluh kelam malam memeluk detak nadi berbisik hasrat merapal mantra peraduan panjang sang dewata - satu dermaga penantian terbunuh layar terkembang menuai sauh diujung jemari menghitung putaran bumi mendesah menuang anggur berpelangi dahaga bersolek pesona acna halilintar (91) # menulis kaganga berseru langit memikul canang membuka kain terbalut dinihari di atas lesung bertalu bertanak sepinggan nasi memintal puting kata-kata petitenget membumi - satu perjanjian usang melumat bibir menggelora lautan termaktub gemulai tarian hujan membuka kerudung empat tiang ranjang memukat aliran darah meregang (92) # menulis kaganga membuka jendela petitenget berjubah tembaga berkalung rantai laksana semburat segumpal awan berarak memikul kisah kematian sejati berkhotbah kebangkitan sebatang tubuh sekarat terpenggal malam - sebait puisi tenggelam perlahan melayang bertatah kata tetua sebiduk kisah karam menggaris ujung mata menitis embun diatas daun ketapang laksana perisai bersandar busur menimang lautan (93) # menulis kaganga laksana lukisan punggung ibunda alam bertahta empat penjuru angin tersesap satu pelukan kasih sepanjang garis khatulistiwa - langit menoreh lukisan tetesan hujan membunuh anak rambut semesta berwarna keemasan terbakar kilatan api sepanjang sayatan luka usang berkisah petitenget menimang persembahan kata-kata bertahta (94)# menulis kaganga berkisah membelah matahari diatas altar menimang mantra berjubah kata-kata berbaris hamparan sajadah memukat jiwa laksana api menanak seperiuk nasi - langit bersolek sepanjang lautan menepi kisah petitenget mengikat sorban diatas kepala menjelma sepasang telinga meniti aliran sungai pepatah tetua laksana candradimuka (95)menulis kaganga laksana merajut benang asmara menoreh jaring bersusun tangga meniti langkah sepanjang khatulistiwa - seberkas cahaya tenggelam memeluk jejak dua nafas menis satu berkisah petitenget bertelanjang sukma membuncah raga - satu dupa terbakar gairah malam membentang selat terbakar pepundan anak rakata melarung magma menebar aroma lautan tertatah tanda pulau sebesi terpatri paras dinihari (96) # menulis kaganga satu malam tiga tangisan menuai satu kisah petitenget bersanding tarian gending sriwijaya menoreh sukma jejak usang bala putra dewa - hujan kepagian memeluk selimut embun menitis dua malaikat titian sukma membuncah raga pertapa - matahari terpanggang api sang angkara melempar murka bercahaya rembulan menepi lengkungan pinggang bertaburan gemintang diperbatasan selat (97) # menulis kaganga lukisan busur memintal jemari melipat arah ufuktimur tergenggam anak panah bersumbu api penghianatan berjubah petitenget membelah jantung senja - serpihan cahaya berkhotbah halilintar menggaris lidah bersuara langit menutup kedua mata bersulang tangan menimbang cawan kenikmatan semesta (98) # menulis kaganga bertinta kematian tersemat di ujung kaki langit sebilah sembilu tersayat luka berdarah sunyi pengabdian usang - senja tertatih meniti tebing mengulam kelam malam penantian diatas peraduan memanggil kekasih rembulan bertelanjang keabadian berkisah petitenget meraih kenikmatan - satu perjamuan kudus menetak tanda purba membakar dupa memerah api lautan memintal dua nafas menjelma kata bertahta sukma (99) # menulis kaganga seratus depa mengejar matahari berhias sanggul gelombang lautan bertanda silang rembulan menanti sepenggal kisah usang menitis sukma petitenget laksana alif bercermin nun diatas tahta terbalut mahkota termenung memikul kata bersusun sirih menggurat jendela makna (100) 24 Maret pukul 14:41..
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar