
Langit mengkelam kebiruan menyimak udara dingin
mimpi memburuk di atas daun jendela bersusun sirih
setelah pertikaian semalam menggiring hujan merinai
pertahanan tembokmu terserang banjir membulir
terkujur membeku dalam terkatup matamu pilu
sebuah perjalanan panjang dilayarkan memecah
untaian kata bersyairmu pernah berkumandang senja
lapangan kelam menjadi saksi bersama mereka direka
tebing panjatan berangkla terpindahkan dalam jarak
mari kita bersama memateri sendi sendi menganga
tiada tetes peluhmu dan tanah menyatu dalam padu
karena kutatap gethermu memancar antara rumputan liar
beban itu menghantam punggungmu bertubi tubi bernafas
setapak langkah menjejak dingin membeku tanggamusmu
menyapamu dalam terbit tanggamus mantera disulam
pagi bersambut kabut tawamu menghilang dalam keabadian
manteramu tetap berkumandang disini dan disini
menunjuk dada sebelah kiriku
berulang kali aku tetap
menunjuk dada sebelah kiriku
tanggamus:
* dalam kenangan:hoffman
Tuhan Memanggilmu dalam Keabadian
2010: selamat jalan untukmu
.
dalam kenangan:hoffman selamat jalan untukmu
BalasHapusTuhan Memanggilmu dalam Keabadian
2010: selamat jalan untukmu ...